LAPORAN PRAKTIKUM TITRASI KADAR ASAM ASETIL SALISILAT DALAM ASPILET MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA
JESSY ANGELICA ( 22 )
JOHN SUKARDI ( 23 )
JONATHAN CHRSITOPHER JAKUB ( 24 )
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
XI IPA 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang oleh karena karunia-Nya kami dimampukan untuk menyelesaikan tugas yang dipercayakan Bu Elizabeth Tjahjadarmawan untuk mengonduksikan eksperimen untuk menganalisa kadar asam asetil salisilat dalam obat aspirin dan sejenisnya menggunakan metode titrasi asam basa.
Para peneliti mengakui bahwa tugas ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari pihak-pihak lain. Dalam penelitian ini kami selaku para peneliti berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bu Elizabeth Tjahjadarmawan yang telah memberikan ilmu beliau sehingga tujuan penelitian ini tercapai dengan baik. Kami juga berterimakasih kepada segenap rekan tim seperjuangan : Jessy , John, dan Jonathan atas kerjasama dan dukungan yang saling menguatkan. Terakhir, kami juga berterima kasih kepada keluarga dan teman-teman kami yang telah turut membantu kami selama pelaksanaan tugas ini hingga selesai.
Semoga laporan ini bermanfaat dan membawa pengaruh positif bagi semua yang membaca maupun yang mempergunakannya.
Jambi , 20 April 2016
(Jessy)
(Jessy)
TUJUAN PRAKTIKUM
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar asam asetil salisilat dalam obat aspilet ( aspirin ) menggunakan metode titrasi asam basa.
(John)
MANFAAT PRAKTIKUM
Melalui praktikum penelitian ini, diperoleh massa dan kadar asam asetil salisilat dalam obat aspilet ( aspirin ) dengan metode titrasi asam basa. Massa dan kadar asam asetil salisilat yang diperoleh melalui praktikum kemudian akan dibandingkan dengan massa dan kadar yang tertera pada kemasan obat.
(John)
TEORI DASAR
Salisin , sebagai salah satu beta-glikosida dari asam salisilat, yang dapat ditemukan pada daun dan kulit kayu dari pohon willow ( genus Salix ) telah digunakan untuk penanganan herbalik selama berabad-abad kurang lebih 2400 tahun. Dalam penggunaan pada organisme hidup, salisin diubah menjadi asal salisilat untuk meredakan pembengkakan dan menurunkan demam.
Asam salisilat sendiri kurang cocok dipergunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat memiliki rasa yang tidak enak dan dapat menyebabkan iritasi lambung. Masalah ini terlampaui dengan perkenalan atas asam asetil salisilat atau "Aspirin" yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman , Bayer pada 1899. Nama "Aspirin" berasal dari "acetylated spiraeic acid" yang merupakan nama lama dari asam asetil salisilat. Aspirin sendiri adalah ester dari asam salisilat yang dapat melewati lambung tanpa berubah sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.
Aspirin bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh dimana zat ini berpengaruh dalam memberikan sensasi rasa sakit dan pembengkakkan. Aspirin dikonsumsi dengan dosis rendah untuk mencegah penyakit stroke pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Aspirin dapat menyebabkan nyeri perut dan alergi pada anak-anak yang dapat berpotensi menyebabkan Sindrom Reye.
Berdasarkan deskripsi di atas, aspirin adalah obat analgesik pereda nyeri. Aspirin mengandung asam asetil salisilat yang merupakan asam monoprotik. Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat menurut reaksi berikut :
Asam salisilat sendiri kurang cocok dipergunakan sebagai obat-obatan karena dosis tinggi asam salisilat memiliki rasa yang tidak enak dan dapat menyebabkan iritasi lambung. Masalah ini terlampaui dengan perkenalan atas asam asetil salisilat atau "Aspirin" yang diregistrasikan dan dibuat oleh perusahaan obat Jerman , Bayer pada 1899. Nama "Aspirin" berasal dari "acetylated spiraeic acid" yang merupakan nama lama dari asam asetil salisilat. Aspirin sendiri adalah ester dari asam salisilat yang dapat melewati lambung tanpa berubah sebelum mengalami hidrolisis oleh media basa pada usus yang mengaktifkan senyawa ini.
Aspirin bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin yang diproduksi oleh seluruh bagian tubuh dimana zat ini berpengaruh dalam memberikan sensasi rasa sakit dan pembengkakkan. Aspirin dikonsumsi dengan dosis rendah untuk mencegah penyakit stroke pada orang-orang dengan tekanan darah tinggi. Aspirin dapat menyebabkan nyeri perut dan alergi pada anak-anak yang dapat berpotensi menyebabkan Sindrom Reye.
Berdasarkan deskripsi di atas, aspirin adalah obat analgesik pereda nyeri. Aspirin mengandung asam asetil salisilat yang merupakan asam monoprotik. Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat yang diasetilasikan dengan asetil klorida atau anhidrida asam asetat menurut reaksi berikut :
Konsentrasi aspirin dapat ditentukan dengan titrasi dengan larutan NaOH 0.1025 M dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut :
Pada suhu 20 derajat Celsius, kecepatan reaksi baik maju atau mundur berlangsung sangat lambat dan kesetimbangan hanya dapat tercapai setelah berhari-hari. Pemanasan meningkatkan kecepatan reaksi maju maupun mundur sehingga kesetimbangan lebih cepat tercapai, tanpa menggeser kesetimbangan secara signifikan. Nilai setimbang konstan (K) pada suhu ruangan sekitar 10 sehingga persentase produk yang dihasilkan tidak akan begitu besar.
Kadar titran NaOH berlebih mengakibatkan terjadi reaksi sebagai berikut :
(Jonathan)
ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Gelas
- Sendok
- Timbangan
- Lumpang Porselin
- Labu Erlenmeyer
- Lampu Spiritus / Pemanas
- Gelas Ukur
- Pengaduk
- Kain
- Kertas
- Pipet
Bahan :
- Tablet Aspilet dengan Asam Asetil Salisilat ( sejenis aspirin )
- NaOH 0.1025 M
- Air
- Alkohol
- Indikator pp (phenolphetalien)
Alat dan Bahan Praktikum |
(John)
METODE PRAKTIKUM
1. Timbang tablet yang akan diteliti.
2. Gerus tablet dengan lumpang porselin hingga halus dan masukkan ke labu Erlenmeyer 250 ml.
3. Bilas lumpang dengan 25 ml alkohol dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer beserta tablet yang sudah digerus sebelumnya.
4. Kocok labu berlawanan arah jarum jam selama 5 menit dan panaskan hingga tablet larut
5. Tambahkan 5 ml air, aduk rata.
6. Masukkan 5 ml larutan ke dalam labu Erlenmeyer , tambahkan 1-2 tetes indikator pp.
7. Titrasi dengan larutan NaOH 0.1025 M hingga berwarna pink muda konstan ( tidak hilang ).
8. Catat volume NaOH 0.1025 M yang diperlukan. Ulangi proses 6-8 secukupnya ( 3-5 kali ).
HASIL PRAKTIKUM
Sumber : Jonathan CJ |
(Jonathan)
PENGHITUNGAN
Dari hasil praktikum yang didapatkan , dilakukan kalkulasi sebagai berikut untuk menentukan kadar asam asetil salisilat dalam 1 tablet :
Menggunakan mol yang telah diperoleh, dicari massa total seluruh asam asetil salisilat yang ada pada tablet aspilet 0.16 g :
Melalui penghitungan tersebut, didapatkan kadar asam asetil salisilat sejumlah 76,4496 mg sementara massa yang tertera pada kemasan menunjukan kadar 80 mg per tablet.
Kemudian, dapat dihitung persentase hasil :
(Jonathan)
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Asam salisilat ( C7H6O3 ) memberikan efek peredaan nyeri (pain kill) dengan menghambat produksi zat respons sensasi rasa sakit yang diproduksi tubuh ketika ia merasakan sakit/nyeri. Asam salisilat dapat mengakibatkan iritasi lambung oleh karena reaksi yang terjadi dengan asam lambung. Asam asetil salisilat ( C9H8O4 ) menghadirkan solusi dengan tidak bereaksi dengan asam lambung, tetapi melewati lambung dan bereaksi di usus sehingga iritasi lambung dapat dihindarkan. Oleh sebab itu asam asetil salisilat menjadi bahan aktif dari aspilet ( aspirin ).
Dosis konsumsi aspilet harus dijaga rendah untuk mengurangi efek samping yang mungkin disebabkan. Maka dalam setiap tablet aspilet mengandung sejumlah asam asetil salisilat. Dari praktikum titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1025 M , diperoleh bahwa terdapat 76.4496 mg asam asetil salisilat dalam satu tablet 160 mg, sementara pada kemasan tertera kadar asam asetil salisilat 80 mg , menghasilkan persen hasil 95.562 %
Terdapat selisih kadar asam asetil salisilat sejumlah 3.55 mg antara hasil praktikum dengan kadar yang tertera pada kemasan. Peneliti berhipotesis bahwa selisih ini disebabkan oleh kandungan Titanium dioksida ( TiO2 ) sebagai bahan pemutih tablet aspilet. Titanium sebagai salah satu logam transisi memiliki sifat basa yang dapat mempengaruhi pH larutan menjadi lebih basa sehingga jumlah NaOH ( basa ) yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen menjadi lebih sedikit. Oleh sebab itu kadar asam asetil salisilat yang terukur menjadi lebih sedikit dari kadar 80 mg pada kemasan.
Terdapat selisih kadar asam asetil salisilat sejumlah 3.55 mg antara hasil praktikum dengan kadar yang tertera pada kemasan. Peneliti berhipotesis bahwa selisih ini disebabkan oleh kandungan Titanium dioksida ( TiO2 ) sebagai bahan pemutih tablet aspilet. Titanium sebagai salah satu logam transisi memiliki sifat basa yang dapat mempengaruhi pH larutan menjadi lebih basa sehingga jumlah NaOH ( basa ) yang dibutuhkan untuk mencapai titik ekuivalen menjadi lebih sedikit. Oleh sebab itu kadar asam asetil salisilat yang terukur menjadi lebih sedikit dari kadar 80 mg pada kemasan.
(Jonathan)
KESIMPULAN
Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 1.025 M, diperoleh kadar asam asetil salisilat sebagai bahan aktif dari aspilet (aspirin) sejumlah 76,228 mg per tablet. Berdasarkan berat tablet 160 mg, maka diperoleh persentase asam asetil salisilat 47.6425 % (fakta). Sementara pada kemasan aspilet, tertera kadar asam asetil salisilat sejumlah 80 mg sehingga menghasilkan persentase 50% (teori). Dari hasil yang diperoleh didapat persen hasil 95.285 %.
(John)
SARAN
1. Takaran bahan hendaknya dilakukan dengan akurat untuk menjaga kemurnian hasil
2. Aspirin hendaknya dilarutkan sebaik mungkin ke dalam larutan
3. Larutan dikocok dengan berlawanan arah jarum jam, saat titrasi dilakukan, larutan dikocok setelah setiap tetes titran diberikan.
4. Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi dan hitung setiap tetes dengan teliti.
5. Saat menentukan titik ekuivalen, perhatikan seksama perubahan warna pada larutan apakah sudah konstan atau belum.
6. Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil menjadi akurat.
(Jessy)
KATA PENUTUP
Kami selaku para peneliti mengucapkan banyak terima kasih pada semua orang yang telah membantu kami dalam melaksanakan tugas dan praktikum ini, terutama kepada Bu Elizabeth yang telah memberikan ilmu beliau sehingga tujuan penelitian kami tercapai dengan baik. Kami juga berterimakasih pada teman-teman dan keluarga kami yang telah senantiasa mendukung kami selama pengerjaan tugas dan praktikum ini.
Kami berharap laporan yang telah kami rampungkan dengan penuh tekad dan rasa tanggung jawab ini menjadi berkat dan manfaat bagi setiap orang yang membaca dan mempergunakannya. Terima Kasih.
Jambi , 20 April 2016
(John)
DAFTAR PUSTAKA
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2014. Bernas Kimia Jilid 1. Jogjakarta : Citra Media
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media
Baker, R.W et al. 2008. Chemistry 1 Laboratory Handbook. Sydney : School of Chemistry
(Jessy)
Kontributor
Guru Pembimbing
Elizabeth Tjahjadarmawan , S.Si.,M.Pd.
Admin
Jessy Angelica
Writer
Group ( Jessy , John , & Jonathan )
Media Source
Jonathan Christopher Jakub
No comments:
Post a Comment